RESTRUKTURISASI PENDIDIKAN BERBASIS BUDAYA: PENERAPAN TEORI ESENSIALISME DI INDONESIA

Helaluddin Helaluddin* -  UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

DOI : 10.24269/dpp.v6i2.890

Berbagai riset dan penelitian menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia masih berada dalam zona merah. Berbagai permasalahan pendidikan tersebut seolah-olah menjadi hal yang begitu sulit untuk ditanggulangi. Rendahnya tingkat literasi dan pemeringkatan pendidikan yang berada di posisi terbawah merupakan indikator tentang rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Esensialisme sebagai salah satu teori pendidikan menawarkan berbagai pandangan dalam mengembalikan esensi pendidikan yang sebenarnya. Pengutamaan mata pelajaran pokok seperti membaca, menulis, dan matematika diyakini akan menjadi modal dasar bagi siswa menuju masa depannya. Teori ini juga menekankan pentingnya pendidikan yang disandarkan pada sesuatu yang telah teruji keampuhannya, yaitu kebudayaan pada masa lampau. Aliran ini juga mengkritisi kurikulum yang dikembangkan dengan sifat fleksibilitas. Kurikulum yang disusun dengan asas fleksibilitas dipandang akan menjadi dasar yang mudah goyah dan tidak menentu. Pemberlakuan kebijakan gerakan literasi nasional, penguatan materi pelajaran dasar (membaca, menulis, dan matematika), dan pemberlakuan pendidikan budaya merupakan tiga hal yang ditawarkan dalam artikel ini sebagai bagian dari implementasi dari teori esensialisme.
Full Text:
Article Info
Submitted: 2018-02-18
Published: 2018-08-11
Section: Artikel
Article Statistics: