Pandangan Kritis atas Pencitraan sebagai Kompetensi dan Kompetensi Kecerdasan Spiritual Sebagai Soft Skill

Ashary Ramadhani* -  Universitas Muhammadiyah Cirebon, Indonesia
Cecep Sumarna -  IAIN Syekh Nurjati, Indonesia
Didin Nurul Rosidin -  IAIN Syekh Nurjati, Indonesia

DOI : 10.24269/dpp.v11i1.7264

Kompetensi bukan ajang pertarungan lembaga pendidikan untuk menarik minat peserta didik. Kompetensi merupakan tanggungjawab seluruh lembaga pendidikan untuk mewujudkannya, sebab kompetensi merupakan bekal utama generasi menyongsong masa depan, kompetensi dirancang untuk menghadapi permasalahan dan tantangan zaman, masalah literasi peserta didik yang begitu rendah, integritas bangsa yang rendah karena literasi manusia yang mengarah kepada akhlak yang mulia rendah, hal inilah yang menyebabkan kecerdasan spiritual rendah, sementara lembaga pendidikan sibuk dengan pencitraannya bahwa bangunanya palimg megah, prestasi siswanya paling tinggi dan lulusannya paling baik, tidak melakukan penalaran kritis terhadap capaiannya dalam mengelola delapan standar pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual yang menjadi inti literasi dan kecerdasan majemuk. Berlatar keadaan itu dikaji bagaimana pandangan kritis terhadap pencitraan sebagai kompetensi dan kompetensi sebagai softskill. Metode yang digunakan untuk membahasian kajian ini dengan studi literatur dengan data berupa rahasia umum yang diketahui. Komptensi menjadi acuan standar pendidikan yang lainnya untuk mewujudkannya, kompetensi yang menjadi inti tujuan pendidikan nasional dan menjadi inti dari nilai pancasila adalah kompetensi kecerdasan spiritual, sebab kecerdasan ini menjadi soft skill yang terintegrasi nilainya tidak terpisahkan antara bersifat kemanusiaan dan bersifat ketuhanan, bukan saja urusan di dunia tetapi juga akherat, memberikan kemampuan nalar analitif juga nalar intuitif, diwujudkan dengan kurikulum pendidikan holistik integratif. Di akhir artikel diperoleh kesimpulan pencitraan dengan megahnya bangunan, banyaknya prestasi siswa dan kebanggaan terhadap alumni tidak identik dengan kompetensi, dan kompetensi kecerdasan spiritul menjadi softskill yang bersifat kemanusiaan dan ketuhanan itulah yang menjadi inti kompetensi, kecerdasan spiritual dirancang melalui delapan satandar pendidikan dan kurikulum holistik integratif dikukung dengan pendidikan rumah dan masyarakat.

Keywords
Kompetensi, Kompetensi Kecerdasan Spiritual, Soft Skill
  1. Abdullah, A. (2016). Aplikasi teori gestalt dalam mewujudkan pembelajaran bermakna (meaningful learning). Jurnal Edukasi, 2(2), 117-124.
  2. Al-Qur’an dan Terjemahan, Kemenag RI
  3. Amin, N., Siswanto, F., & Hakim, L. (2018). Membangun Budaya Mutu yang Unggul dalam Organisasi Lembaga Pendidikan Islam. Al-Tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), 94-106.
  4. Sholeh, S. (2020). Isu-isu Kontemporer Pembaharuan Pendidikan Islam. Wahana Karya Ilmiah Pendidikan, 4(02).
  5. HR. At-Tabhrani dan Darulqutni
  6. https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/396547/anies-tiga-faktor-ini-penyebab-terbesar-korupsi-terjadi
  7. https://www.youtube.com/watch?v=kmzxAODS4hM&t=239s
  8. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI. (2020). Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka. Hlm. 39
  9. Magdalena, I., Islami, N. F., Rasid, E. A., & Diasty, N. T. (2020). Tiga Ranah Taksonomi Bloom dalam Pendidikan. EDISI, 2(1), 132-`139
  10. Manara, M. U. (2014). Hard Skills dan Soft Skills pada Bagian Sumber Daya Manusia di Organisasi Industri. Jurnal Psikologi Tabularasa, 9(1).
  11. Muamanah, H. (2020). Pelaksanaan Teori Belajar Bermakna David Ausubel Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Belajea: Jurnal Pendidikan Islam, 5(1), 161-180.
  12. Muhaimin (2014) Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam di sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi, Rajawali Pers
  13. Pawero, A. M. (2017). Analisis Kritis Kebijakan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Dan Standar Isi Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Journal of Islamic Education Policy, 2(2).
  14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
  15. Rahman, A. (2022). Upaya peningkatan standar kompetensi lulusan. Adiba: Journal Of Education, 2(1), 122-132.
  16. Rahmawati, U. (2016). Pengembangan kecerdasan spiritual santri: studi terhadap kegiatan keagamaan di rumah tahfizqu deresan putri yogyakarta. Jurnal penelitian, 10(1), 97-124.
  17. Setiawan, A. R. (2019). Literasi Saintifik Berdasarkan Kecerdasan Majemuk dan Motivasi Belajar. Media Penelitian Pendidikan: Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran, 13(2), 126-137.
  18. Suharyanti, C. (2015). Pengaruh Proses Pembelajaran dan Program Kerja Praktek Terhadap Pengembangan Soft Skills Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran Universitas Sebelas Maret, 4(1), 118291.
  19. Supada, W. (2020). Peran Public Relations Dalam Membangun Pencitraan Positif Organisasi. Communicare, 1(1), 92-100.
  20. Suryaman, M. (2020, October). Orientasi pengembangan kurikulum merdeka belajar. In Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Dan Sastra (pp. 13-28).
  21. Tohir, M. (2019). Hasil PISA Indonesia tahun 2018 turun dibanding tahun 2015.
  22. Widyastono, H. (2012). Muatan pendidikan holistik dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Jurnal pendidikan dan kebudayaan, 18(4), 467-476.
  23. Wiguna, A. (2015). Isu-isu kontemporer pendidikan Islam. Deepublish.hlm. 119

Full Text:
Article Info
Submitted: 2023-06-06
Published: 2023-12-30
Section: Artikel
Article Statistics: