REYOG PONOROGO DALAM PERSPEKTIF HIGH/LOW CONTEXT CULTURE: STUDI KASUS REYOG OBYOGAN DAN REYOG FESTIVAL
DOI:
https://doi.org/10.24269/ars.v1i2.25Abstract
Perbedaan-perbedaan dalam format pertunjukkan, perangkat yang dipakai, motivasi dalam pertunjukkan, interkasi dengan penonton, interkasi dengan pemain lain dan improvisasi dalam pementasan secara tidak langsung menimbulkan sebuah gaya dan karakteristik dalam komunikasi yang pada akhirnya membentuk karakter masing-masing pertunjukkan.Kekuatan dalam memegang idelogi atau kepercayaan terhadap seni Reyog yang berbeda inilah yang selanjutnya menjadi sebuah karakteristik dalam proses komunikasi yang bisa kita jumpai dalam setiap pementasan baik dalam format Reyog obyog maupun Reyog dalam versi festival atau panggung. Hal inilah yang menyebabkan dalam setiap pertunjukan reyog baik dalam format obyog atau dalam versi festival selalu mempunyai ciri khas dan keunikan sendiri-sendiri dalam setiap pementasan. Dalam setiap pementasan yang berlangsung, secara langsung akan memproduksi simbol-simbol tertentu yang membuat atau mengajak penonton untuk saling berkomunikasi. Lebih detil dan terlihat perbedaan dapat dilihat dari perbandingan foto-foto pementasan Reyog obyogan dan Reyog dalam format festival. dalam menjelaskan fenomena ini, penelitian ini menggunakan perspektif dari Edward Hall yang mengkategorisasikan budaya berdasarkan high / low culture context.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors Who Publish whit this journal agree to the following term :
Copyright on any article is retained by the Journal
- Author grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this;
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal;
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work;
- Every accepted manuscript should be accompanied by Copyright Transfer Agreement (CTA), prior to the article publication. CTA can be downloaded here;
=====================================================================================================
Penulis yang mempublikasikan naskahnya pada Jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
Hak cipta pada setiap artikel adalah milik jurnal.
- Penulis mengakui bahwa Jurnal ARISTO berhak sebagai mempublikasikan pertama kali dengan bekerja secara bersamaan dibawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk membagi pekerjaan dengan pengakuan dari pengarang dan publikasi pertama dalam jurnal ARISTO;
- Penulis dapat memasukan tulisan secara terpisah, mengatur distribusi non-ekskulif  dari naskah yang telah terbit di jurnal ini kedalam versi yang lain (misal: dikirim ke respository institusi penulis, publikasi kedalam buku, dll), dengan mengakui bahwa naskah telah terbit pertamakali pada Jurnal ARISTO;
- Penulis diperbolehkan dan didorong untuk mengirimkan pekerjaan mereka secara daring (misal melalui respositories atau website instansi penulis) sebelum atau selama proses pengiriman pada Jurnal ARISTO berlangsung, ini dapat menjadikan pertukaran informasi yang sangat produktif, dan serta menjadikan kutipan yang banyak dari publikasi;
- Setiap naskah yang diterima wajib menyertakan Perjanjian Pemindahan Hakcipta (Copyright Transfer Agreement/CTA), sebelum artikel diterbitkan. CTA dapat diunduh di sini
