GAYA KOMUNIKASI CALON KEPALA DESA DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA TAHUN 2013 ( Penelitian Pada Pemilihan Kepala Desa di Desa Nglumpamg Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo )

Authors

  • Niken Lestarini Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Ponorogo

DOI:

https://doi.org/10.24269/ars.v2i2.14

Abstract

Seorang Kepala Desa sebagai pemimpin harus bisa mempengaruhi masyarakat atau pengikutnya maka gaya komunikasi yang digunakan haruslah tepat karena masyarakat mempunyai tipe dan karakter yang berbeda-beda. Seorang Calon Kepala Desa tentunya juga harus mampu menggunakan gaya-gaya komunikasi yang tepat agar masyarakat benarbenar mendukung dan memilihnya. Penelitian ini menggunakan teknik indept interview atau wawancara mendalam. Interview digunakan untuk menggali data dari para informan yang telah ditunjuk dan dan dalam wawancara mendalam ini pertanyaan yang diajukan tidak  terstruktur, pertanyaan bersifat terbuka dan mengarah pada kedalaman serta dilakukan secara non formal.Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian sebagaimana dipaparkan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut.  Pertama, Sebagai calon pemimpin yaitu sebagai calon Kepala Desa di Desa Nglumpang Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo Bapak Sucipto yang memperoleh kemenangan mutlak dengan perolehan suara signifikan dan mampu membawa suasana politik yang aman, damai dan tenang mempunyai kemampuan memilih gaya komunikasi yang sangat efektif sehinga mampu menarik simpati dari mayoritas pemilih yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Kedua Gaya Komunikasi politik yang digunakan oleh calon kepala Desa Nglumpang dikategorikan sebagai gaya komunikasi politik konteks rendah atau Low Context yaitu gaya  komunikasi yang dalam menyampaikan suatu pesan cenderung tidak basa basi terlebih dahulu menyebutkan pesan secara lugas dan langsung pada pokok yang diinginkannya atau to the point. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka saran yang perlu disampaikan agar para calon pemimpin baik di tingakat desa maupun tingkat yang lebih tinggi di pemerintahan Indosesia hendaknya mampu menggunakan komunikasi yang efektif dan mampu  memilih. Gaya Komunakasi yang tepat karena masyarakat kita di Indonesia ini dalam memilih ternyata  tidak semata-mata dengan diiming-imingi  imbalan materi atau uang tetapi lebih pada kemampuan atau kredibilitas dan akseptibilatas para calon pemimpin  dalam  memilih  gaya  komunikasi yang tepat sehingga money politik dan korupsi bisa diantisipasi oleh masyarakat secara dini

References

Adman Nursal, Political Marketing, Strategi Memenangkan Pemilu Sebuah Pendekatan Baru

Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004

Deddy Mulyana, Komunikasi Massa, Kontroversi, Teori dan Aplikasi, Widya Padjadjaran, Jakarta 2008

Lukiati Komala, M.Si., Ilmu Komunikasi, Perpektif, Proses dan Konteks, Widya Pajajaran, 2009

Rahardjo Hadisasmita, Membangun Desa Partisipatif, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006

Redi Panuju,M.Si., Komunikasi Organisasi, dari Konseptual Teoritas ke Empirik, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta, 2001.

Sutopo, Penelitian Sosial, Sebelas Maret University Press, Solo, 2002

Sondang P. Siagian, Prof.Dr,M.P.A., Teori dan Praktek Kepemimpinan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2003.

Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa, ( Analisis Interaktif Budaya Massa ), PT.Rineke Ciopta, Jakarta, 2008

Peraturan Daerah Ponorogo Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Badan Permusyawaratan Desa.

Peraturan Daerah Ponorogo No. 6 Tahun @006 Tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan,

Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa.

Published

2016-02-22

Issue

Section

Artikel