Aliansi Meratus Sebagai Gerakan Sosial “Perlawanan” Warga Negara Pro-Lingkungan Di Kalimantan Selatan; Perspektif Kewarganegaraan Ekologis

Sarbaini Sarbaini -  , Indonesia
Reja Fahlevi* -  Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia

DOI : 10.24269/jpk.v7.n2.2022.pp1-6

Tujuan penelitan ini adalah untuk menuliskan bagaimana sepak terjang dan peran gerakan sosial Aliansi Meratus yang merupakan gerakan perlawanan pro lingkungan di Kalimantan Selatan sebagai wujud gerakan kewarganegaraan ekologis. Pendekatan penelitian adalah penelitian kualitatif. Populasi adalah Gerakan Aliansi Meratus, informan kunci ditentukan secara purposive sampling, yaitu aktivis Gerakan Aliansi Meratus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan Aliansi Meratus muncul karena kepedulian berbagai elemen tokoh masyarakat yang berjuang agar tidak terjadi tukar guling wilayah Meratus dengan wilayah PT Kodeco. Gerakan Aliansi Meratus adalah wadah perlawanan yang memperjuangkan hak-hak masyarakat, menyuarakan agar tidak terjadi tukar guling lahan, apabila terjadi dapat merusak ekosistem lingkungan, serta menghilangkan tradisi dan adat istiadat masyarakat dan lingkungan pegunungan Meratus.  Peran Gerakan Aliansi Meratus adalah wadah yang memberikan kesadaran dan penguatan;  kampanye dan sosialisasi untuk mendapatkan dukungan masyarakat;   penelusuran ke lembaga-lembaga, instansi maupun akademisi untuk mencari dukungan; melakukan kajian terhadap peraturan-peraturan untuk melakukan penolakan secara ilmiah terhadap kebijakan; melakukan  Aksi dan Pernyataan Sikap sebagai wujud perlawanan dan ketidaksetujuan masyarakat untuk menolak tegas segala macam bentuk eksploitasi terhadap hutan Meratus, yang dilakukan di balai-balai Adat maupun aksi yang dilakukan di depan Gedung DPRD Kabupaten dan Provinsi; dan membuat event festival-festival kesenian baik teater maupun festival baca puisi  yang bertemakan tentang Meratus.
Keywords
Aliansi meratus, kewarganegaraan ekologis, gerakan sosial,
  1. Aditjohndro, G.J. (2002). Kembar Siam Penguasa Politik dan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Lembaga Studi Pers dan Pembangunan
  2. Allen. D.E. (1980). Social Psychology as Social Process. Wadworth Inc : California
  3. Asshiddiqie, J. (2009). Gagasan Kedaulatan Lingkungan: Demokrasi Versus Ekokrasi. Bunga Rampai, Saduran dari Buku Green Constitution, Jakarta: RajawaliGrafindo Persada.
  4. Berkowitz, et. al. (2005). A Framework for Integrating Ecological Literacy, Civics Literacy and Environmental Citizenship in Environmental Education. Dalam E.A. Johnson dan M.J. Mappin (Eds.), Environmental Education and Advocacy: Perspectives of Ecology and Education (pp. 227– 266). Cambridge: Cambridge University Press.
  5. Crowson, Nick, Cs. 2009. NGOS In Contemporary Britain Non-State Actors In Society And Politics Since 1945. Palgrave Macmillan. UK.
  6. Christoff, P. (1995). Ecological citizens and ecologically guided democracy. Dalam Brian Doherty and Marius de Geus. Democracy and green political thought: sustainability, rights and citizenship. (pp. 149-166). Oxford: Routledge.
  7. Curtin, J. F., Donovan, M., & Cotter, T. G. (2002). Regulation and measurement of oxidative stress in apoptosis. Journal of immunological methods, 265(1-2), 49-72.
  8. Dobson, A. (2003). Citizenship and the Environment. Oxford: Oxford University Press.
  9. Fahlevi, R., Jannah, F., & Sari, R. (2021, February). Internalization of River Culture Literacy Based on Ecological Citizenship at Adiwiyata School. In 2nd International Conference on Social Sciences Education (ICSSE 2020) (pp. 241-243). Atlantis Press.
  10. Giddens, A. (1993). Modernity, history, democracy. Theory and Society, 289-292.
  11. Happer. (1993). Gerakan Massa. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
  12. Hidayat, A. (2017). Konstruksi gerakan sosial: efektivitas gerakan lingkungan hidup global. Jurnal administrative reform, 5(2), 56-68.
  13. Inouguchi, Takashi. (2003). Kota dan Lingkungan (Pendekatan Baru Masyarakat Berwawasan Lingkungan). Jakarta: LP3ES.
  14. Mirna, R. (2019, Oktober 1). Optimalisasi Peran Serta Muhammadiyah dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Banggai. Bina Hukum Lingkungan, 4, 62.
  15. Michener. (1999). Social Psychology. Fortworth: Harcourt Brace College Publ.
  16. Matulessy, Andik. (2005). Mahasiswa dan Gerakan Sosial. Surabaya-RT: Dieta Persada.
  17. Rahman, R. (2015). Perencanaan Penggunaan Lahan Pertanian Berbasis Komoditas Unggulan di Wilayah Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
  18. Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
  19. Sudjatmiko, I.G. (2006). Gerakan Sosial dalam Dinamika Masyarakat. Jakarta: LP3ES
  20. Smith, M.J. & Pangsapa, P. (2008). Environment and Citizenship Integrating Justice, Responsibility and Civic Engagement. London: Zed Books.
  21. Situmorang Wahib Abdul. (2013). Gerakan Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
  22. WWF-Malaysia and its environmental conservation work. (2008). http://wwf.org.my/about_wwf/.

Full Text:
Article Info
Submitted: 2022-06-24
Published: 2022-12-01
Section: Artikel
Article Statistics: