HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN TINGKAT ANSIETAS SAAT MENGHADAPI KEKAMBUHAN PASIEN GANGGUAN JIWA

Livana PH* -  sekolah tinggi ilmu kesehatan kendal, Indonesia
Yulia Susanti - 
Dimas Eka Ardika Putra - 

DOI : 10.24269/ijhs.v2i1.664

Clients mental disorder characterized by cycles of recurrence, which reached 60-75% of all patients. Recurrence trigger psychological conflict such as anxiety in the family. Family characteristics need to be considered in understanding the problems of family anxiety when clients have a relapse. The purpose of this study was to determine the characteristics of a family relationship with the level of anxiety when faced with a client recurrence of mental disorders in RSJD Amino Gondhohutomo Semarang. The study used a descriptive correlational design with cross sectional approach. Sample was taken by purposive sampling as many as 40 families were clients of mental disorder experience recurrence in emergency ward RSJD Amino Gondhohutomo Semarang. Research tool questionnaire characteristics and Hamilton Anxiety Rating Scale (Hars). Statistic test used Kendall's tau_b and Somers’d. The results showed no relationship between job characteristics (pvalue = 0.029), income (pvalue = 0.040), and the type of family (pvalue = 0.027) with the anxiety level families in the face of recurrence clients with mental disorders, while the educational characteristics (pvalue = 0.390), relationship status (pvalue = 0.587), stage of development of the family (pvalue = 0.482), and ethnic culture (pvalue = a) there is no relationship. Further research is expected researching family anxiety when faced with a recurrence client by using different methods and samples consisting of various ethnic cultures

 

Abstrak Klien gangguan jiwa dicirikan dengan siklus kekambuhan yang mencapai 60-75% dari keseluruhan penderita. Kekambuhan memicu terjadinya konflik psikologi seperti ansietas pada keluarga. Karakteristik keluarga perlu dipertimbangkan dalam memahami permasalahan ansietas keluarga saat klien mengalami kekambuhan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan karakteristik keluarga dengan tingkat ansietas saat menghadapi kekambuhan klien gangguan jiwa di RSJD Amino Gondhohutomo Semarang. Penelitian menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil secara purposive sampling sebanyak 40 keluarga klien gangguan jiwa yang mengalami kekambuhan di IGD RSJD Amino Gondhohutomo Semarang. Alat penelitian menggunakan kuesioner karakteristik dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Uji statistik menggunakan uji Kendall’s tau_b dan uji Somers’d. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara karakteristik pekerjaan (pvalue=0,029), penghasilan (pvalue=0,040), dan tipe keluarga (pvalue=0,027) dengan dengan tingkat ansietas keluarga saat menghadapi kekambuhan klien gangguan jiwa, sedangkan karakteristik pendidikan (pvalue=0,390), status hubungan (pvalue=0,587), tahap perkembangan keluarga (pvalue=0,482), dan etnis budaya  (pvalue=a) tidak ada hubungan. Peneliti selanjutnya diharapkan meneliti ansietas keluarga saat menghadapi kekambuhan klien dengan menggunakan metode berbeda dan sampel yang terdiri dari berbagai etnis budaya.

Keywords
anak usia sekolah, keluarga buruh migran internasional, konsep diri, kualitas hidup
  1. American Psychiatric Association. (2009). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fourth Edition Text Revision. Washington, DC: American Psychiatric Association
  2. Annisa. (2014). Gambaran Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Panembahan Senopati Bantul. Jurnal Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  3. Aqib, Zainal. (2013). Konseling dan Kesehatan Mental, untuk: Mahasiswa, Guru, Konselor, Dosen. Bandung: Yrama Widya
  4. Arif, I.S. (2009). Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Klien. Bandung: Refika Aditama
  5. Chen & Paterson. (2006). Family Health Care Nursing: Theory, Practice, and Research. Philadelphia: Davis Company.
  6. Cynthia, M. Taylor. (2010). Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
  7. Depkes RI. (2011). Pedoman dan Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa, Jakarta. Depkes
  8. Diana. (2014). Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Tingkat Kecemasn Keluarga Dalam Menghadapi Anggota Keluarganya yang Mengalami Gangguan Jiwa Di RSJD Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Universitas Sumatera Utara.
  9. DinKes Jateng. (2014). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013. Balitbangkes RI.
  10. Djamaludin. (2009). Psikiatri: Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan. Bandung: PT Refika Aditama
  11. Efendi, M. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
  12. Elain, M. Edelman. (2010). Patients’ Perception of Family Involvement and Its Relationship to Medication Adherence for Persons with Schizophrenia and Schizoaffective Disorders. Journal. New Jersey: The State University of New Jersey.
  13. Friedman, M. (2010). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
  14. Hanun, Mukhlidah. (2011). Konsep dalam Mengatasi Gangguan Psikologis. Jakarta: Salemba Medika
  15. Hawari, D. (2011). Manajemen Stres, Cemas Dan Depresi. Jakarta: FKUI.
  16. Hidayati. (2011). Pengaruh Terapi Kelompok Supportif terhadap kemampuan Mengatasi Perilaku Kekerasan pada Klien Skizofrenia di RSJD Amino Gondhohutomo Semarang.
  17. Isaacs. (2010). Family Nursing (Research Theory and Practice) eight edition. USA. Prentice Hall Health.
  18. Kaakinen, J. R.,Gedaly-Duff, V.,Coehlo, D. P., & Hanson, S. M. H. (2010). Family Health Care Nursing: Theory, Practive And Research. Philadelphia: F. A. Davis Company.
  19. Kaplan, H.L, Saddock, B.J dan Grebb, J.A. (2010). Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Edisi 7. Jilid II. Jakarta : Binaputra Aksara.
  20. Kemenkes, RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. DepKes RI 2013.
  21. Koentjaraningrat. (2014). Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
  22. Kuraesin. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan pasien yang akan Menghadapi Operasi di RSUP Fatmawati. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
  23. Kurniawan. (2014). Kecemasan Keluarga Merawat Pasien Prilaku Kekerasan Di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Universitas Sumatera Utara.
  24. Listariani. (2013). Gambaran Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Diruang Instalasi Gawat Darurat RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar. Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar.
  25. Luddin. (2010). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta: Penerbit Fitramaya.
  26. Maryam. (2009). Strategi Coping bagi Keluarga Korban Gempa dan Tsunami Aceh. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Cetakan ke-1 Oktober 2009. Universitas Malikussaleh Nanggroe Aceh Darussalam: Unimal Press.
  27. Maslim, Rusdi. (2012). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta: PT Nuh Jaya
  28. McAdam, J.I & Punthillo, K. (2009). Symptoms Experienced by Family Members of Patients in Intensive Care Unit. American Association of Critical Care Nurses Journal. 18 (3), 200-2009.
  29. Mubarak. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
  30. Muhaimin. (2011). Asuhan Keperawatan Keluarga, edisi 2. Jakarta: Trans Info Media.
  31. Nadeed & Rahman, M. (2012). Factors contributing the outcome of Schizophrenia in developing and developed countries: A brief review. International Current Pharmateutical Journal, 1(2), 81-85.
  32. Nasir, A & Muhith, A. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
  33. Naviati. (2011). Hubungan Dukungan Perawat dengan Tingkat Kecemasan Orangtua di Ruang Rawat Anak RSAB Harapan Kita Jakarta. Tesis Universitas Indonesia. Depok.
  34. Notoatmodjo, S. (2012). Pendidikan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
  35. Nurjanah. (2011). Pedoman Gangguan Jiwa. Yogyakarta: Mocomedia.
  36. Potter, P. A. & Perry, A.G. (2009). Buku ajar fundamental keperawatan (Vol. 1). (Y. Asih, M. Sumarwati, D. Efriyani, & dkk., Penerjemah). Jakarta: EGC.
  37. Ratna. (2009). Riwayat Gangguan Jiwa Pada Keluarga Dengan Kekambuhan Pasien Skizofrenia Di Rsup Dr Sardjito Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 25, No. 4, Desember 2009 alaman 176 – 179 diakses malalui: http://www.journal.ugm.ac.id/index.php/bkm/article/view/3551 pada tanggal 30 September 2015.
  38. Robinson, D. (2008). Predictors of relapse following response from first episode of schizophrenia or schizoaffective disorder. Department of Psychiatry, Hillside Hospital, Long Island.
  39. Rohrer, J. (2007). Family History of mental illness and frequent mental distress in community clinic patients. Journal of Evaluation in Clinical Practice, Blackwell Publishing. 2007;13(3):435-9 (5).
  40. Rusmiati. (2012). Hubungan Pola komunikasi Keluarga dengan frekuensi Kekambuhan Klien Perilaku Kekerasan di RSJD Dr. Amini Gondohutomo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 1 (2012). Diakses melalui: http://ejournal.stikestelogorejo .ac.id/e-journal/index.php/ilmukeperawatan/article/view/61/58 pada tanggal 1 Oktober 2015
  41. Sheewangisaw, Z. (2012). Prevalence and Associated Factors of Relapse in Patent with Schizophernia At Amanuel Mental Specialized Hospital. Congress on Public Health, 1(1), 1-10.
  42. Sosrosumihardjo. (2006). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 9. Surabaya : Airlangga Universitas press.
  43. Stuart, G.W. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi.5. Jakarta: EGC
  44. Suliswati, Payapo, Tjie, Maruhawa. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
  45. Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
  46. Suwondo. (2013). Hubungan antara Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia dengan Tingkat Kecemasan pada Keluarga. Jurnal Poltekkes Depkes Semarang. Volume 1, No. 2, November 2013: 27
  47. WHO. (2007). THE World Health Organization 2007: Mental Health, New Understanding, New Hope. Geneva: World Health Organization.
  48. Yosep, Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Full Text:
Article Info
Submitted: 2017-11-03
Published: 2018-04-01
Section: Artikel
Article Statistics: