ANALISIS FAKTOR RESIKO DAN IDENTIFIKASI SPESIES Candida PADA KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS (KVV) PASIEN TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) DI KOTA JAMBI
DOI:
https://doi.org/10.24269/ijhs.v7i1.5065Abstract Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV) merupakan suatu penyakit organ reproduksi, dan infeksi pada mukosa vulva dan vagina yang ditandai dengan munculnya keputihan dan gatal. Tuberkulosis (TB) yang bersifat kronik disertai dengan kemoterapi jangka panjang dengan kortikosteroid akan berdampak secara signifikan terhadap sistem imun penderita. Hal ini akan menyebabkan pasien TB rentan untuk menderita infeksi jamur oportunistik. Metode penelitian ini analitik observasi dengan metode Accidental sampling. Sampel penelitian ini adalah pasien TB paru yang berobat pada Puskesmas di Kota Jambi dengan variabel umur, pendidikan, personal hygiene genital dan lama pengobatan. Pengumpalan data dengan wawancara dan observasi rekam medik. Data infeksi KVV diperoleh secara pemeriksaan mikroskopis dengan kultur dan uji Germ Tube serta uji biokimia untuk menentukan spesies Candida. Hasil positif terinfeksi KVV berjumlah 38,1%, usia lebih tinggi terinfeksi KVV (28,6%) dibanding usia lanjut (9,5%), pendidikan rendah lebih tinggi Terinfeksi KVV (28,6%) dari pendidikan Tinggi (9,52%), tidak bekerja lebih tinggi terinfeksi KVV (28,6%) dari yang bekerja (9,5%), personal hygiene vagina buruk lebih tinggi teinfeksi KVV (23,8%) dari personal hygiene baik (14,3%) dan lama pengobatan >3 bulan lebih tinggi positif KVV (28,6%) dari lama pengobatan <3 bulan. Jenis Candida yang ditemukannya Candida albicans sedang jenis non Candida tidak ditemukan.
References
[1] G.F. Brooks, K.C. Carroll, J.S. Butel, S.A. Moore, and T.A. Mietzner, Mikrobiologi Kedokteran, 25th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010.
[2] A. Cassone, “Vulvovagina Candida albicans infections: pathogenesis, immunity, and vaccine prospects,†BJOG, vol. 122, no. 6, pp. 785–794, 2015.
[3] K.K. Holmes, P.F. Sparling, W.E. Stamm, P. Piot, J.N. Wasserheit, L. Corey, et al., Sexual Transmitted Diseases, 4th ed. New York: McGraw Hill, 2012.
[4] D. Murtiastutik, H. Lumintang, J. Barakbah, S. Martodihardo, Infeksi Menular Seksual, 1st ed. Surabaya: Airlangga University Press, 2008.
[5] D. Harnindya, and I. Agusni, “Studi retrospektif: diagnosis dan penatalaksanaan kandidiasis vulvovaginalis,†Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, vol. 28, no. 1, pp. 42–48, 2016.
[6] R. Faraji, M.A. Rahimi, F. Rezvanmadani, and M. Hashemi, “Prevalence of vaginal candidiasis infection in diabetic women,†AJMR, vol. 6, no. 11, pp. 2773–2778, 2012.
[7] Kementerian Kesehatan RI, Rencana Aksi Nasional, Pengembangan Sdm Pengendalian Tuberkulosis 2011–2014. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2011.
[8] K.A. Workowski, G.A. Bolan, “Sexually transmitted disease treatment guidelines 2015,†Morbidity and Mortality Weekly Report, vol. 64, pp. 1–137, 2015.
[9] WHO, Global Tuberculosis Report 2014. Geneva: World Health Organization, 2014.
[10] Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2010.
[11] R.A. Werdhani, Patogenesis, Diagnosis dan Klasifiasi Tuberculosis. Jakarta: Universitas Indonesia, 2013.
[12] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2014.
[13] S. Indriani “Hubungan higienitas vagina, kadar gula darah dan kadar hormon estrogen dengan kejadian kandidiasis vaginalis,†Tesis. Program Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang, 2018.
[14] D. Babin, S. Kotigadde, P.S. Rao, T.V. Rao, “Clonico-mycological profile of vaginal candidiasis in a tertiary care hospital in Kerala,†International Journal of Research in Biological Sciences, vol. 3, no. 1, pp. 55–59, 2013 .
[15] A. Syamsudin, M.G. Kapantow, R.T. Kandou, “Profil kandidiasis vulvovaginalis di poliklinik kulit dan kelamin RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari – Desember 2012,†Jurnal e-Clinic, vol. 3, no. 3, pp. 811–815, 2015.
[16] T. Gama, Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Kandidiasi Vaginalis. Jakarta : Salemba Medika, 2006.
[17] R.S. Siregar, Penyakit Jamur Kulit, 2th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005.
[18] W.D. Aristha, Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan perilaku Mengenai Kegiatan MCK dengan Kejadian keputihan pada Remaja Putri yang Tinggal di Sekitar Sungai Bedadung Desa Gumelar Kecamatan Balung-Jember. Malang: Universitas Brawijaya, 2013.
[19] M. Astekar, P.S. Bhatiya, G.V. Sowmya, “Prevalence and characterization of opportunistic candidal infections among patients with pulmonary tuberculosis,†J Oral Maxillofac Pathol, vol. 20, no. 2, pp. 183–189, 2016.
[20] S.F. Daili, Infeksi Menular Seksual, 4th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2011.
[21] S.G. Saydam, Waspada Penyakit Reproduksi Anda. Bandung: Penerbit Pustaka Reka Cipta, 2012.
[22] Hartati, M.D. Aini, Y. Yasin, “Identifikasi Candida albicans pada wanita dewasa di Kota Kendari secara makroskopis dan mikroskopis,†Medula, vol. 6, no. 2, pp. 535–540, 2019.
[23] D. Puspitorini, L. Astari, Y. Widya, S. Anggraeni, E. Ervianti, C.R.S. Prakoeswa, et al., “Faktor risiko kandidiasis vulvovaginalis (KVV),†Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, vol. 30, no. 3, pp. 193–200.
[2] A. Cassone, “Vulvovagina Candida albicans infections: pathogenesis, immunity, and vaccine prospects,†BJOG, vol. 122, no. 6, pp. 785–794, 2015.
[3] K.K. Holmes, P.F. Sparling, W.E. Stamm, P. Piot, J.N. Wasserheit, L. Corey, et al., Sexual Transmitted Diseases, 4th ed. New York: McGraw Hill, 2012.
[4] D. Murtiastutik, H. Lumintang, J. Barakbah, S. Martodihardo, Infeksi Menular Seksual, 1st ed. Surabaya: Airlangga University Press, 2008.
[5] D. Harnindya, and I. Agusni, “Studi retrospektif: diagnosis dan penatalaksanaan kandidiasis vulvovaginalis,†Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, vol. 28, no. 1, pp. 42–48, 2016.
[6] R. Faraji, M.A. Rahimi, F. Rezvanmadani, and M. Hashemi, “Prevalence of vaginal candidiasis infection in diabetic women,†AJMR, vol. 6, no. 11, pp. 2773–2778, 2012.
[7] Kementerian Kesehatan RI, Rencana Aksi Nasional, Pengembangan Sdm Pengendalian Tuberkulosis 2011–2014. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2011.
[8] K.A. Workowski, G.A. Bolan, “Sexually transmitted disease treatment guidelines 2015,†Morbidity and Mortality Weekly Report, vol. 64, pp. 1–137, 2015.
[9] WHO, Global Tuberculosis Report 2014. Geneva: World Health Organization, 2014.
[10] Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2010.
[11] R.A. Werdhani, Patogenesis, Diagnosis dan Klasifiasi Tuberculosis. Jakarta: Universitas Indonesia, 2013.
[12] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2014.
[13] S. Indriani “Hubungan higienitas vagina, kadar gula darah dan kadar hormon estrogen dengan kejadian kandidiasis vaginalis,†Tesis. Program Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang, 2018.
[14] D. Babin, S. Kotigadde, P.S. Rao, T.V. Rao, “Clonico-mycological profile of vaginal candidiasis in a tertiary care hospital in Kerala,†International Journal of Research in Biological Sciences, vol. 3, no. 1, pp. 55–59, 2013 .
[15] A. Syamsudin, M.G. Kapantow, R.T. Kandou, “Profil kandidiasis vulvovaginalis di poliklinik kulit dan kelamin RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari – Desember 2012,†Jurnal e-Clinic, vol. 3, no. 3, pp. 811–815, 2015.
[16] T. Gama, Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Kandidiasi Vaginalis. Jakarta : Salemba Medika, 2006.
[17] R.S. Siregar, Penyakit Jamur Kulit, 2th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005.
[18] W.D. Aristha, Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan perilaku Mengenai Kegiatan MCK dengan Kejadian keputihan pada Remaja Putri yang Tinggal di Sekitar Sungai Bedadung Desa Gumelar Kecamatan Balung-Jember. Malang: Universitas Brawijaya, 2013.
[19] M. Astekar, P.S. Bhatiya, G.V. Sowmya, “Prevalence and characterization of opportunistic candidal infections among patients with pulmonary tuberculosis,†J Oral Maxillofac Pathol, vol. 20, no. 2, pp. 183–189, 2016.
[20] S.F. Daili, Infeksi Menular Seksual, 4th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2011.
[21] S.G. Saydam, Waspada Penyakit Reproduksi Anda. Bandung: Penerbit Pustaka Reka Cipta, 2012.
[22] Hartati, M.D. Aini, Y. Yasin, “Identifikasi Candida albicans pada wanita dewasa di Kota Kendari secara makroskopis dan mikroskopis,†Medula, vol. 6, no. 2, pp. 535–540, 2019.
[23] D. Puspitorini, L. Astari, Y. Widya, S. Anggraeni, E. Ervianti, C.R.S. Prakoeswa, et al., “Faktor risiko kandidiasis vulvovaginalis (KVV),†Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, vol. 30, no. 3, pp. 193–200.
Downloads
Published
2023-03-31
Issue
Section
Artikel
License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.









