HUBUNGAN KEPADATAN HUNIAN DAN LUAS VENTILASI  DENGAN KEJADIAN ISPA PADA RUMAH SUSUN PALEMBANG

Zairinayati Zairinayati* -  STIKes Muhammadiyah Palembang, Indonesia
Dwi Hartika Putri -  STIKes Muhammadiyah Palembang, Indonesia

DOI : 10.24269/ijhs.v4i2.2488

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menimbulkan gejala penyakit yang berlangsung selama 14 hari. Penyakit ini biasanya tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit parah dan mematikan tergantung pada faktor penyebabnya (agent) faktor lingkungan dan faktor pejamu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepadatan hunian dan luas ventilasi dengan kejadian ISPA pada rumah susun 24 Ilir Bukit Kecil Kota Palembang. Metode penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penduduk yang tinggal di rumah susun yaitu 196 unit rumah dan sampel berjumlah 66 sampel dengan menggunakan rumus Slovin dan teknik sampling dengan simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 69,7% responden mengalami penyakit ISPA. Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan luas ruangan terhadap kejadian ISPA dengan nilai p value = 0,003 (p < 0,05), ada hubungan kepadatan hunian terhadap kejadian ISPA didapatkan nilai p value = 0,003 (p < 0,05) ada hubungan, dan ventilasi tidak ada hubungan dengan kejadian ISPA dengan nilai p value= 1.000 (p > 0,05), sehingga disimpulkan bahwa luas ruangan dan kepadatan hunian memiliki hubungan dengan kejadian ISPA.

Supplement Files

Keywords
ISPA, Kepadatan Hunian, Luas Ventilasi
  1. M. H. Syahidi, D. Gayatri, and K. Bantas, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Anak Berumur 12-59 Bulan di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Tahun 2013,” Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 2016. https://doi.org/10.7454/epidkes.v1i1.1313
  2. I. Suryani, E. Edison, and J. Nazar, “Hubungan Lingkungan Fisik dan Tindakan Penduduk dengan Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk,” Jurnal Kesehatan Andalas.https://doi.org/10.25077/jka.v4i1.215, 2015.
  3. J. Yunita, M. Mitra, and H. Susmaneli, “Pengaruh Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue” Jurnal Kesehatan Komunitas.https://doi.org/10.25311/jkk.vol1.iss4.28. 201.
  4. H. Riogilang, “Identifikasi Dan Pedampingan Untuk Mengatasi Masalah Sanitasi Pada Pemukiman Kumuh Di Kampung Sanger, Sario Manado,” Jurnal LPPM Bidang Sains Dan Teknologi. 2016.
  5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah [6] WHO, “Global action plan for the prevention and control of noncommunicable diseases 2013-2020”. World Health Organization. https://doi.org/978 92 4 1506236. 2013.
  6. Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Kota Palembang. Data Penyakit ISPA. 2018.
  7. Direktorat Pengembangan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum Sumatera Selatan. Data Rumah susun 24 Ilir 2015 diakses pada 26 November 2018.
  8. W. Gautami and E. Syahruddin, “Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah Susun dengan Prevalensi Penyakit Respirasi Kronis di Jakarta,” EJournal Kedokteran Indonesia. https://doi.org/10.23886/ejki.1.3004.
  9. R. Gunawan. “Rencana Rumah Sehat. Kanisius” Yogyakarta. 2009
  10. T. Aditama, “Polusi Udara dan Kesehatan,” Jakarta : Arcan, 1992

Full Text: Supp. File(s):
Copyright Statement and statement of Ethical Klirens for Publication
Subject
Type Research Instrument
  Download (141KB)    Indexing metadata
Article Info
Submitted: 2020-03-04
Published: 2020-09-01
Section: Artikel
Article Statistics: