KARAKTERISTIK BRIKET LIMBAH ARANG KAYU ALABAN BERPEREKAT TAPIOKA

Andy Nugraha* -  Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia
Muhammad Nizar Ramadhan -  Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia

DOI : 10.24269/mtkind.v16i2.5980

Abstrak

Desa Tapuk Kecamatan Limpasu Kabupaten Hulu Sungai Tengah merupakan daerah yang banyak ditumbuhi pohon alaban. Pohon ini dimanfaatkan warga sebagai bahan baku pembuatan arang kayu. Dari proses pembuatan arang kayu ini dihasilkan limbah berupa serpihan-serpihan kecil arang kayu yang tidak memiliki nilai ekonomis. Serpihan-serpihan kecil arang kayu alaban masih memiliki nilai kalor yang baik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku briket. Untuk mengetahui karakteristik briket dari limbah arang kayu alaban, maka perlu dilakukan pengujian proximate dan uji bakar. Metode yang digunakan adalah secara eksperimental. Briket limbah arang kayu alaban dan perekat tepung tapioka dibuat dengan persentase 95%:5%, 90%:10%, dan 85%:15%. Briket limbah arang kayu alaban selanjutnya di lakukan pengujian di laboratorium Baristand Banjarbaru dan laboratorium Teknik Mesin Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Dari pengujian proximate diketahui bahwa kadar air, abu, dan zat-zat terbang (volatile matter) meningkat seiring bertambahnya persentase perekat briket, sedangkan karbon terikat (fixed carbon) dan nilai kalornya menurun. Dari pengujian bakar diketahui meningkatnya persentase perekat juga turut meningkatkan penyalaan awal briket dan laju pembakarannya, sedangkan lama pembakaran dan temperaturnya mengalami penurunan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan persentase perekat mempengaruhi sifat fisik dan karakteristik pembakaran briket limbah arang kayu alaban.

 

Abstract

Tapuk Village, Limpasu District, Hulu Sungai Tengah Regency is an area that is overgrown with alaban trees. Residents use this tree as raw material for making wood charcoal. From making wood charcoal, waste is produced as small pieces of wood charcoal with no economic value. Tiny flakes of alaban wood charcoal still have a good calorific value so they can be used as raw materials for briquettes. To determine the characteristics of briquettes from alaban wood charcoal waste, it is necessary to do a proximate test and a fire test. The method used is experimental. Alaban wood charcoal waste briquettes and tapioca flour adhesives were made with percentages of 95%:5%, 90%:10%, and 85%:15%. The alaban wood charcoal waste briquettes were tested at the Baristand Banjarbaru laboratory and the Mechanical Engineering laboratory at Lambung Mangkurat University (ULM). The proximate test shows that the water, ash, and volatile matter content increases with the increase in the percentage of briquette adhesive, during the fixed carbon and calorific value decrease. From the combustion test, it is known that the increase in the percentage of adhesive also increases the initial ignition of the briquettes and their burning rate, during the duration of combustion and the temperature decrease. So it can be concluded that the increase in the percentage of adhesive affects the physical properties and characteristics of burning charcoal briquettes of alaban wood waste.

Keywords
Alaban Wood; Charcoal Waste; Briquettes; Briquette Characteristics
  1. Jamilatun, S. (2008). Sifat-Sifat Penyalaan Dan Pembakaran Briket Biomassa, Briket Batubara Dan Arang Kayu. Jurnal Rekayasa Proses Vol. 02 No. 02.
  2. Wardana, ING. (2008). Bahan Bakar Dan Teknologi Pembakaran. Malang: PT. Danar Wijaya – Brawijaya University Press.
  3. Fretes, E. F. (2013). Karakteristik Pembakaran Dan Sifat Fisik Briket Ampas Empulur Sagu untuk Berbagai Bentuk Dan Prosentase Perekat. Universitas Brawijaya Malang.
  4. Lestari, L., Aripin., Yanti., Zainudin., Sukmawati., Marliani. (2010). Analisis Kualitas Briket Arang Tongkol Jagung Yang Menggunakan Bahan Perekat Sagu Dan Kanji. Jurnal Aplikasi Fisika Vol. 25 No. 02.
  5. Hakiki, M. Z. (2010). Pengaruh Variasi Jumlah Campuran Arang Jerami Terhadap Karakteristik Briket Gambut Plus. Universitas Muhammadiyah Malang.
  6. Faujiah. (2016). Pengaruh Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Kualitas Briket Arang Kulit Buah Nipah (Nyfa fruticans wurmb). Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
  7. Kahariayadi, A., Dina Setyawati., Nurhaida., Farah Diba., Emi Roslinda. (2015). Kualitas Arang Briket Berdasarkan Persentase Arang Batang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq) dan Arang Kayu Laban (Vitex pubescens vahl). Jurnal Hutan Lestari Vol. 03 (4), 561-568.
  8. Mariki, I. W., Andy Nugraha. (2018). Pengaruh Persentase Briket Campuran Gambut dan Arang Pelepah Daun Kelapa Sawit Terhadap Sifat Fisik Briket. Prosiding SNRT (Seminar Nasional Riset Terapan) Politeknik Negeri Banjarmasin.
  9. SNI 01-6235-2000. 1999. Badan Standardisasi Nasional (BSN). Jakarta.
  10. Setiowati, R., Reni., M. Tirono. (2014). Pengaruh Variasi Tekanan Pengepresan Dan Komposisi Bahan Terhadap Sifat Fisis Briket Arang. Jurnal Neutrino Vol. 07 No. 01.

Full Text:
Article Info
Submitted: 2022-10-02
Published: 2022-12-31
Section: Artikel
Article Statistics: