Evaluation of the Development of Multicultural Education Curriculum in Modern Darul Hikmah Tulungagung Islamic Boarding School

Imam Saerozi* -  Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, Indonesia

DOI : 10.24269/ijpi.v4i2.2070

The phenomenon of students studying in Islamic boarding schools comes from various regions of Indonesia and even from foreign countries. The multicultural aspect also appears in the diversity of potentials and talents possessed by students. To minimize the friction between students leading to more significant conflict, presumably, the development of a multicultural education curriculum is a solution that can be developed at Islamic boarding schools. Evaluations are carried out to check or supervise multicultural curriculum programs that have been implemented. This research uses a qualitative approach using a case study design. Data collection techniques are in-depth interviews (in-depth interviews), participant observation, study documentation. Data analysis techniques are data reduction, data display, and conclusion drawing or verification. The results showed that: Evaluation of multicultural education curriculum development at Darul Hikmah Tulungagung Islamic Boarding School was carried out by 1) Boarding school curriculum material, KMI curriculum evaluation (kuliyatul mualimin al-Islamiyah) was carried out every year, by bringing in teachers, foundations, caregivers and experts to knowing whether the curriculum is still relevant or not, needs to be added or not decided at the meeting. And 2) Madrasa curriculum material, madrasa curriculum evaluation is carried out every year to find out the shortcomings in accommodating input on the curriculum by presenting caregivers, madrasa principals, teachers and education experts who discuss curriculum objectives, curriculum material, curriculum methods and curriculum evaluation. 3) evaluating the achievement of behaviours related to multicultural issues by monitoring and observing internally and externally.

Fenomena santri-santri yang belajar di pondok pesantren berasal dari berbagai daerah wilayah Indonesia bahkan dari manca negara. Fenomena multikultural juga nampak pada keragaman potensi dan talenta yang dimiliki santri. Dalam rangka meminimalkan gesekan antara santri yang mengarah pada konflik yang lebih besar kiranya adanya pengembangan kurikulum pendidikan multikultural adalah solusi yang dapat dikembangkan pada pondok pesantren. Evaluasi dilaksanakan untuk mengecek ataupun mengawasi program kurikulum multikultural yang telah dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan rancangan studi kasus. Teknik pengumpulan datanya adalah wawancara mendalam (in depth interview), observasi partisipan, studi dokumentasi. Teknik Analisis datanya adalah reduksi data (data reduction), penyajian data (data displays), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing atau veriffication). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Evaluasi pengembangan kurikulum pendidikan multikultural di Pondok Pesantren Darul Hikmah Tulungagung dilakukan dengan jalan: 1) materi kurikulum pondok, evaluasi kurikulum KMI (Kuliyatul Mualimin Al Islamiyah) dilakukan setiap tahun, dengan mendatangkan para guru, yayasan, Pengasuh serta pakar untuk mengetahui masih relevan atau tidak kurikulum, perlu ditambah atau tidak akan diputuskan dalam pertemuan. dan 2) materi kurikulum madrasah Evaluasi kurikulum madrasah dilakukan setiap tahun untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam menampung masukan mengenai kurikulum dengan menghadirkan pengasuh, kepala madrasah, guru dan pakar pendidikan yang membahas mengenai tujuan kurikulum, materi kurikulum, metode kurikulum dan evaluasi kurikulum. 3) evaluasi pencapaian perilaku terkait isu multikultural melakukan dengan monitoring dan observasi secara internal dan eksternal.
Keywords
Evaluation of Curriculum Development, Multicultural Education
  1. Agama, D. (2001). Pola Pengembangan Pondok Pesantren, Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Proyek Peningkatan Pondok Pesantren.
  2. Banks, James A. (1989). Multicultural Education: Issues and perspectives,Boston-London: Allyn and Bacon Press.
  3. Blum, Lawrence A. (2001). “Anti Rasisme, Multikulturalisme, dan Komunitas antar Ras: Tiga Nilai yang Bersifat Mendidik bagi sebuah Masyarakat Multikultural,” dalam Lary May, Etika Terapan 1 Sebuah Pendekatan Multikultural, edisi terj. Sinta Carolina, dkk., Jogjakarta: Tiara Wacana.
  4. Dawam, A. (2003). Emoh Sekolah, Yogyakarta: Inspeal Ahimsa Karya Press.
  5. Donoghue, D. (2014). Foreword (Special Issue on Sustainable Development Solutions). The Economic and Social Review, 45(2),
  6. Fajar Shodiq, S., Syamsudin, Madjid, A., & Rijalul Alam, N. A. (2019). Towards Better Management Of Private Education In Indonesia: Lessons Learned From Muhammadiyah Schools. Humanities & Social Sciences Reviews, 7(2), 146-155. https://doi.org/10.18510/hssr.2019.7215
  7. Hasbullah. (1999) Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
  8. Ikhwan, A. (2017). Development Of Quality Management Islamic Education In Islamic Boarding School (Case Study Madrasah Aliyah Ash Sholihin). AL-HAYAT: Journal Of Islamic Education, 1(1), 91-117. Retrieved from https://alhayat.or.id/index.php/alhayat/article/view/7
  9. Madjid, N. (1997). Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina.
  10. Masyhud, S. (2005) Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka.
  11. Mawardi, D., & Supadi, S. (2018). Concentration on Learning Program Development in Islamic Education. AL-HAYAT: Journal Of Islamic Education, 2(2), 213-230. doi:10.35723/ajie.v2i2.35
  12. Naim, N dan Ahmad, S. (2008). Pendidikan Multikultural: Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  13. Nuraini & Muhtarima, M. (2016). Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sd Muhammadiyah Terpadu Ponorogo. Istawa: Jurnal Pendidikan Islam, 1(2), 52 - 80. doi:http://dx.doi.org/10.24269/ijpi.v1i2.167
  14. Satori, D. dan Aan K. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
  15. Suriasumantri, Jujun S. (1996). Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
  16. Sidiq, U. (2017). Organizational Learning at Islamic Boarding School In Entering Global Era. AL-HAYAT: Journal Of Islamic Education, 1(1), 72-90. Retrieved from https://alhayat.or.id/index.php/alhayat/article/view/6
  17. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya Yogyakarta: Media Wacana.
  18. Yasmadi. (2002). Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, Jakarta: Ciputat Press.

Full Text:
Article Info
Submitted: 2019-11-06
Published: 2019-11-11
Section: Table of Contents
Article Statistics: