Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Upaya Diradikalisasi Generasi Muda

rizal fahmi* -  Universitas Islam Syekh Yusuf, Indonesia
Aisha Nadya -  universitas islam syekh yusuf, Indonesia
Nursanda Rizki Adhari -  universitas islam syekh yusuf, Indonesia
zindan baynal hubi -  universitas islam syekh yusuf, Indonesia

DOI : 10.24269/jpk.v6.n2.2021.pp33-42

Pencapaian tujuan bangsa dan negara sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, maka pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan peradaban yang dikenal dengan bangsa, memastikan bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang baik sesuai dengan keadaan masyarakat. Kelangsungan hidup suatu bangsa dan kemampuannya untuk berkembang menjadi bangsa yang lebih besar sangat tergantung pada karakter penduduknya, karena karakter menentukan cepat atau lambatnya tujuan negara tersebut dapat tercapai. Saat ini, yang mengancam keberlangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah paham radikalisme, yang berupaya dengan cepat mengubah tatanan negara secara inkonstitusional. Radikalisme kini telah memasuki generasi muda, dengan tujuan utama meyakinkan mereka untuk menolak Pancasila sebagai ideologi dan UUD 1945 sebagai konstitusi negara. Atas hal itu, perlu ada inisiatif diradikalisasi dengan tujuan mengadopsi cita-cita Pancasila. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui pola-pola yang optimal digunakan dalam melaksanakan kegiatan diradikalisasi bagi generasi muda berbasis pendidikan kewarganegaraan, sehingga menghasilkan temuan-temuan yang menjelaskan bagaimana konsepsi ideal kegiatan diradikalisasi. Pendekatan diradikalisasi yang perlu digunakan oleh setiap komponen masyarakat meliputi pendekatan agama, negara, keamanan, dan kesejahteraan
Keywords
Pendidikan Kewarganegaraan, Deradikalisasi, Generasi Muda.
  1. Adnan, M., & Amaliyah, A. (2021). Radicalism VS Extremism: The Dilemma of Islam And Politics In Indonesia. JURNAL ILMU SOSIAL, 1(1), 24–48. https://doi.org/10.14710/jis.1.1.2021.24-48
  2. Aisy, B. R., Ibrahim, D. O., Intang, K. K. H., & Tindage, M. A. (2019). Penegakan Kontra Radikalisasi melalui Media Sosial oleh Pemerintah dalam Menangkal Radikalisme. Jurnal Hukum Magnum Opus, 2(1), 276592.
  3. Anakotta, M. Y., Disemadi, H. S., & Roisah, K. (2020). Masohi Militancy: Youth Efforts to Eradicate Radicalism And Terrorism. Jurnal Hukum Prasada, 7(1), 53–60. https://doi.org/10.22225/jhp.7.1.1271.53-60.
  4. Buchori, S., Kartadinata, S., Yusuf, S., Ilfiandra, I., Fakhri, N., & Adiputra, S. (2021). Developing a Framework Peace Education for Primary School Teachers in Indonesia. International Journal of Learning, Teaching and Educational Research, 20, 227–239 10 26803 20 8 14.
  5. Chernov Hwang, J. (2017). The disengagement of Indonesian jihadists: Understanding the pathways. Terrorism and Political Violence, 29(2), 277–295.
  6. Fahmi, R. (2020). Pembelajaran Berbasis Nilai-nilai Kebangsaan: Suatu Strategi dalam Menangkal Radikalisme di Persekolahan. IKRA-ITH HUMANIORA. Jurnal Sosial Dan Humaniora, 4(3), 1–10.
  7. Fielding, M., & Moss, P. (2010). Radical education and the common school: A democratic alternative. Routledge.
  8. Hillman, J. R., & Baydoun, E. (2020). Review of the Roles of Governments and Universities and Their Interrelationships: An Urgent Need for Governance Reform in the Arab World. In Higher Education in the Arab World,1-79.
  9. Iqbal, M. M. (2014). Pendidikan Multikultural Interteligius: Upaya Menyemai Perdamaian dalam Heterogenitas Agama Perspektif Indonesia”. Jurnal Sosio Didaktika, 1(1), 89–98.
  10. Ketelaar, dkk. (1997). Rude Awakenings: Zen, the Kyoto School, and the Question of Nationalism. Journal of Japanese Studies, 23(1), 214–217. https://doi.org/10.2307/133145
  11. LIPI. (2016). Radikalisme Ideologi Menguasai Kampus (p. 15082). http://lipi.go.id/berita/single/Radikalisme-Ideologi-
  12. Maftuh, B. (2008). Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila dan Nasionalisme Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Educationist, 2(2), 134–144.
  13. Meyer, A. G. (2017). The impact of education on political ideology: evidence from European compulsory education reforms. Econ Educ Rev, 56, 9–23.
  14. Mishra, L., Gupta, T., & Shree, A. (2020). Guiding principles and practices of peace education followed in secondary schools of Mizoram. International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE, 9, 1096 10 11591 9 4 20738.
  15. Mufid, A. S. dk. (2011). Executive Summary of Research on Motivation and Root Causes of Terrorism. Penerbit Indonesian Institute for Society Empowerment.
  16. Muhammad, A., & Surwandono. (2016). Strukturasi Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus Berbasis Islam dalam Mendiskursuskan Deradikalisasi Pemikiran Politik dan Keagamaan. In Prosiding Konferensi Nasional Ke-4 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APPPTM (pp. 25–31).
  17. Mukhafidoh, M. (2016). Analisis Konstruksi Budaya Damai di Kampung Arab. http://eprints.walisongo.ac.id/6997/5/BAB IV.pdf
  18. Ngainun, N. (2015). Pengembangan Pendidikan Aswaja Sebagai Strategi Deradikalisasi. Jurnal Walisongo, 23(mor 1), 70.
  19. Nurasarastriya, Y. H. (2015). Radikalisme dan Terorisme di Indonesia dari Masa ke Masa (Tinjauan dari Perspektif Kewarganegaraan. PAX HUMANA, 2(2 Mei), 189–204.
  20. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. (2013).
  21. Ramadhan, H. (2016). Deradikalisasi Paham Keagamaan melalui Pendidikan Islam Rahmatan Lil’alamin (Studi Pemikiran Pendidikan Islam KH. Abdurrahman Wahid. Tesis). Program Magister Pendidikan Agama Islam Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
  22. Ramdhani, H., & Novian, R. M. (2020). Actualization of Political Education in Digital Learning to Prevent Radicalism. IJECA (International Journal of Education and Curriculum Application, 3(2), 98–103.
  23. Ritaudin, M. S. (2014). Radikalisme Negara dan Kekuasaan Perspektif Politik Global. Jurnal Studi Agama Dan Pemikiran Islam, 8(2), 389–414.
  24. Saputra, L. S., Salikun., & Nugroho, W. (2014). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas VII. Buku Guru. Cetakan Ke-2, Edisi Revisi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balai Penelitian dan Pengembangan.
  25. Septian, F. (2010). Pelaksanaan Deradikalisasi Narapidana Terorisme di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang. Jurnal Kriminologi Indonesia, 7(1), 108–133.
  26. Setiyowati, A. J., Indreswari, H., & Simon, I. M. (2018). Analyzing classroom diversity and its contribution to multicultural education. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, (Presented at International Conference on Education and Technology (ICET 2018, 285.
  27. Sivek, S. C. (2013). Packaging inspiration: Al Qaeda’s digital magazine in the self-radicalization process. International Journal of Communication, 7, 23.
  28. Sudrajat, T., Supiana, S., & Zakiah, Q. Y. (2021). Higher Education, Nation Character, and Religious Moderation Program: A Public Policy Perspective. Journal of Asian Social Science Research, 3(1), 73–92.
  29. Syarofina, A. (2019). Konstruksi media CNNIndonesia. Com dan JawaPos. Com tentang larangan bercadar di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (analisis framing model Zhondhang Pan dan Gerald M.
  30. Ubaedillah, A., & Rozak, A. (2011). Pendidikan Kewargaan (Civic Education) Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. ICCE UIN Jakarta-Kencana.
  31. Umar, A. R. M. (2010). Melacak Akar Radikalisme Islam di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 14(2), 169–186.
  32. Zhang, S. (2019). Unresolvable tensions and ethical dilemmas: Reflections on the experience of doing “prison research” in China—A research note. The Prison Journal, 99(6), 662–682.

Full Text:
Article Info
Submitted: 2021-11-01
Published: 2022-01-12
Section: Artikel
Article Statistics: