PROSES ABSTRAKSI REFLEKTIF MATEMATIS SISWA BERDASARKAN PIAGET

Nia Sutrisna* -  Universitas Swadaya Gunung Jati, Indonesia
Surya Amami Pramuditya -  Universitas Swadaya Gunung Jati, Indonesia
Jajo Firman Raharjo -  Universitas Swadaya Gunung Jati, Indonesia
Setiyani Setiyani -  Universitas Swadaya Gunung Jati, Indonesia

DOI : 10.24269/silogisme.v6i2.3152

Kemampuan abstraksi reflektif siswa merupakan suatu kemampuan yang menjelaskan alur berfikir siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Selain itu, abstraksi reflektif sangat penting untuk mengembangkan kognitif seseorang saat mempelajari suatu konsep. Berdasarkan Piaget dalam mempelajari matematika yang bersifat abstrak, siswa melalui beberapa tahapan yaitu tahap konkret, semi konkret, dan abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses abstraksi siswa dalam menyelesaikan materi bangun ruang pada sub materi jarak titik ke titik, titik ke garis, dan titik ke bidang. Pendekatan yang digunakan yaitu dengan kualitatif dan subjek dalam penelitian ini peneliti mengambil satu orang siswa kelas X MIPA tahun pelajaran 2019/2020. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan memberikan soal tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa melewati tahapan proses abstraksi yang dinyatakan oleh Piaget

Keywords
Kemampuan Abstraksi Matematis, Proses Abstraksi Matematis, Bangun Ruang
  1. Darhim, M. S. (n.d.). Dasar-dasar Pengetahuan tentang Media Pembelajaran Matematika.
  2. Fuady, A., Purwanto, P., Bambang, E., & Rahardjo, S. (2019). Abstraksi Reflektif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Gaya Kognitif. Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan, 6.
  3. Hoogland, K., de Koning, J., Bakker, A., Pepin, B. E. U., & Gravemeijer, K. (2018). Changing representation in contextual mathematical problems from descriptive to depictive: The effect on students’ performance. Studies in Educational Evaluation, 58, 122–131.
  4. Ibda, F. (2015). Perkembangan kognitif: teori jean piaget. Intelektualita, 3(1).
  5. Miller, S. P., & Kaffar, B. J. (2011). Developing addition with regrouping competence among second grade students with mathematics difficulties. Investigations in Mathematics Learning, 4(1), 24–49.
  6. Moma, L. (2016). Kemampuan Berfikir Abstraksi dan Disposisi Matematis dalam Pembelajaran Matematika. Makalah. Dalam : Seminar Nasional Pendidikan Matematika Prodi Pendidikan Matematika FKIP UNPATII Ambon, 20 Agustus.
  7. Novita, R., Prahmana, R. C. I., Fajri, N., & Putra, M. (2018). Penyebab kesulitan belajar geometri dimensi tiga. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 5(1), 18–29.
  8. Nurhasanah, F. (2010). Abstraksi Siswa SMP Dalam Belajar Geometri Melalui Penerapan Model Van Hiele dan Geometers¡¯ Sketchpad. Universitas pendidikan indonesia.
  9. Rahardjo, M. (2017). Studi kasus dalam penelitian kualitatif: konsep dan prosedurnya.
  10. Semiawan, C. R. (2010). Metode penelitian kualitatif. Grasindo.
  11. Wibowo, S. A., Mulyono, M., & Sumarti, S. (2018). Penerapan Model Pembelajaran PBL untuk Meningkatkan Kemampuan Abstraksi Matematis dan Tanggung Jawab Siswa Kelas XI Perhotelan SMKN 6 Semarang. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 1, 409–415.
  12. Wiryanto. (2016). Level-level Abstraksi dalam Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Teknik Elektro Universitas Negeri Surabaya.
  13. Yusepa, B. (2017). Kemampuan abstraksi matematis siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) KLS VIII. Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education, 1(1), 54–60.

Full Text:
Article Info
Submitted: 2020-11-05
Published: 2022-01-02
Section: Artikel
Article Statistics: