Teachings of Violence in Education: Review of War Material on Islamic Cultural History Subjects at the Elementary Level

Muhamad Tisna Nugraha* -  Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Indonesia

DOI : 10.24269/ijpi.v4i2.2036

Education is one of the instruments considered the most effective in preparing students before entering real life. Education is also considered as a vehicle that can solve social problems, instilling religious and humanitarian values. For this reason, in school, there is no place for material that presents violent content and or material that contains radical notions. However, the existence of several articles about warfare in the subjects of the History of Islamic Culture (SKI), causing anxiety that gave birth to the idea to replace the material content, because it was feared could foster fanaticism and religious intolerance. This paper departs from library research (library research) using a qualitative approach. Library research referred to in this paper is a study that makes library materials as the primary source of research. Also, in this paper observation and documentation techniques are also used which are processed using qualitative analysis to find out the teachings of violence in education on war material in the subjects of the history of Islamic culture at the elementary level. Based on the results of the study it can be seen that no teachings or content contain violence, radicalism, fanaticism and religious intolerance in the material of warfare in the subject of Islamic Cultural History at the primary level. The proportion of SKI subjects turned out to only have 2 hours (JP) in 1 week or equal to 4.65% of the total 43 JP learning loads in the curriculum structure of Madrasah Ibtidaiyah (MI) in grades 4, 5 and 6. Whereas in grade 3, the proportion of SKI subjects is slightly higher by 0.35% or reaches 5% of the total 40 JP study load in one week in the MI curriculum structure.

Pendidikan merupakan salah satu instrumen yang dianggap paling ampuh dalam mempersiapkan peserta didik sebelum memasuki kehidupan nyata. Pendidikan juga dianggap sebagai wahana yang dapat memecahkan masalah-masalah sosial, menanamkan nilai-nilai keberagamaan dan kemanusiaan. Untuk itu, dalam pendidikan tidak ada tempat bagi materi-materi yang menyajikan konten-konten kekerasan dan atau materi yang berisi paham-paham radikalisme. Namun adanya sejumlah materi tentang peperangan di mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam (SKI), menimbulkan kegelisahan yang melahirkan gagasan untuk mengganti muatan materi tersebut, karena dikhawatirkan dapat menumbuhkan sikap fanatisme dan intoleransi beragama. Tulisan ini berangkat dari studi kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif. Penelitian pustaka yang dimaksud dalam tulisan ini adalah suatu penelitian yang menjadikan bahan pustaka sebagai sumber utama penelitianya. Selain itu, dalam tulisan ini juga digunakan teknik observasi dan dokumentasi yang diolah dengan menggunakan analisa kualitatif dengan tujuan untuk mengetahuai ajaran kekerasan dalam pendidikan pada materi peperangan di mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam tingkat dasar. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tidak ada ajaran atau muatan yang berisi kekerasan, radikalisme, fanatisme dan intoleransi beragama pada materi peperangan di mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tingkat dasar. Bahkan, proporsi mata pelajaran SKI ternyata hanya memilki bobot 2 jam pelajaran (JP) dalam 1 minggu atau setara dengan 4,65% dari total 43 JP beban belajar dalam struktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) di kelas 4, 5 dan 6. Sedangkan di kelas 3, proporsi mata pelajaran SKI sedikit lebih tinggi 0,35% atau mencapai angka 5% dari total 40 JP beban belajar dalam satu minggu di struktur kurikulum MI.

Keywords
Violence, War and Cultural History of Islam
  1. Ahmad Musthafa Mutawalli. (2009). Syama’il Rasulullah. Jakarta: Qisthi Press.
  2. Albi Anggito dan Johan Setiawan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV. Jejak.
  3. Asfiati. (2016). Pendekatan Humanis dalam Pengembangan Kurikulum Medan: Perdana Publishing.
  4. Aslan & Suhari. (2018). Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Kalimantan Barat: CV. Razka Pustaka.
  5. Aswasulasikin. (2018). Filsafat Pendidikan Operasional. Yogyakarta.: Penerbit Deepublish.
  6. Bukik Setiawan. (2015). Anak Bukan Kertas Kosong. Jakarta: Transmedia.
  7. Che Noh, M., Kasan, H., Yusak, Y., & Yusuf, S. (2019). Strategic Management of Qur’anic Recitation Teaching Among Primary School Teachers in Malaysia. AL-HAYAT: Journal Of Islamic Education, 3(1), 1-8. doi:10.35723/ajie.v3i1.39
  8. CNN Indonesia. (19 Oktober 2018). Survei: Guru Muslim Punya Opini Intoleran dan Radikal Tinggi. Retriveved from https://www.cnnindonesia.com/.
  9. Dede Rosyada. (2017). Madrasah dan Profesionalisme Guru dalam Arus Dinamikan Pendidikan Islam di Era Otonomi Daerah. Depok: Kencana.
  10. Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jendral Pendidikan Islam. (2016). Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam: Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.
  11. Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jendral Pendidikan Islam. (2016). Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam: Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.
  12. Eko Sugiarto. (2015). Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif: Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Suaka Media.
  13. Febriansyah, F., Daroini, A., & Widowati, W. (2019). The Role of Islamic Education In Student Organizations to Realize Human Resources In The Review of Higher Education Law Perspectives. AL-HAYAT: Journal Of Islamic Education, 3(1), 61-67. doi:10.35723/ajie.v3i1.51
  14. Ibnu Hisyam. (2015). Sirah Nabawiyah. Jakarta: Akbar Media.
  15. Ikhwan, A. (2014). Integrasi Pendidikan Islami (Nilai-Nilai Islami dalam Pembelajaran), Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam, 2(2), 179-194. DOI: 10.21274/taalum.2014.2.2.179-194
  16. Jaelani, D. (2019). Manajemen Public Relations (Humas) Pendidikan Islam: Kajian Tematik Al Quran dan Hadits. Istawa: Jurnal Pendidikan Islam, 3(2), 57-96. doi:http://dx.doi.org/10.24269/ijpi.v3i2.1501
  17. Kementerian Agama. (2014). Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam: Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia.
  18. Kementerian Agama. (2016). Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam: Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. Terbitan Tahun 2016. Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia.
  19. Milda Marlita. (2007). Martial Rape: Kekerasan Seksual terhadap Istri. Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Aksara.
  20. Muhamad Tisna Nugraha. (2015b). Verdict Off (Death Penalty) For The Drug Offender Crime In Perspective of Islamic Education. Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam. Vol 20 No 2. http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tadib/article/view/346/pdf
  21. Muhamad Tisna Nugraha. (2018a). Counteracting Hoax In Social Media Network Approach Through Tarbiyah Dzatiyah. Insania: Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan. Vol 23 No 1. http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/issue/view/176.
  22. Muhamad Tisna Nugraha. (2018a). Fundamentalisme Pendidikan Agama di Jejaring Sosial. Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam. Vol 18 No 1. http://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/tahrir/article/view/1172/888.
  23. Muhamad Tisna Nugraha. (2019). Sejarah Pendidikan Islam: Memahami Kemajuan Peradaban Islam Klasik Hingga Modern. Yogyakarta: Diandra.
  24. Mustofa. (2019a). Reward and Punishment in Islamic Education. Istawa: Jurnal Pendidikan Islam. Vol 4, No 1. http://journal.umpo.ac.id/index.php/istawa/article/view/1662/987.
  25. Nasrullah, A. (2018). A Combination of Cultural Wisdom and Religious Values in "Bina Damai" (Build Peace) in Gunungsari District, Lombok, Indonesia. AL-HAYAT: Journal Of Islamic Education, 2(2), 178-192. Retrieved from https://alhayat.or.id/index.php/alhayat/article/view/30
  26. Nur Syam. (2009). Tantangan Multikulturalisme Indonesia.: Dari Radikalisme Menuju Kebangsaan. Yogyakarta: Kanisius.
  27. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab.
  28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan dan Penaggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Pendidikan
  29. Susanto, H., & Muzakki, M. (2017). Perubahan Perilaku Santri (Studi Kasus Alumni Pondok Pesantren Salafiyah di Desa Langkap Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo). Istawa: Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 1-42. doi:http://dx.doi.org/10.24269/ijpi.v2i1.361
  30. Siddiq, U., & Istifadah, L. (2018). Inclusive Curriculum Education Modification Management (Case Study at Ponorogo National Immersion Primary School). AL-HAYAT: Journal Of Islamic Education, 2(2), 167-177. doi:10.35723/ajie.v2i2.28
  31. Syahirin Harahap. (2017). Upaya Kolektif Mencegah Radikalisme & Terorisme. Depok: Siraja.
  32. Trianto Ibnu Badar at-Taubany & Hadi Suseno. (2017). Desain Kurikulum 2013 di Madrasah. Depok: Kencana.
  33. Wawan Kusnawan. (2019a). Inconsistency of Curriculum of Education in Indonesia. Istawa: Jurnal Pendidikan Islam. Vol 4, No 1. http://journal.umpo.ac.id/index.php/istawa/article/view/1667/984.
  34. Wahyudi, A., & Huda, M. (2019). Internalization of Islamic Values for Students with Special Needs in Special School Education Institutions (SLB). AL-HAYAT: Journal Of Islamic Education, 3(1), 90-97. doi:10.35723/ajie.v3i1.55

Full Text:
Article Info
Submitted: 2019-10-24
Published: 2019-11-11
Section: Table of Contents
Article Statistics: