PENGEMBANGAN CIVIC SKILLS MELALUI SEMINAR SOCRATES DALAM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

sutiyono sutiyono* -  Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

DOI : 10.24269/v2.n2.2017.59-67

Di abad 21 terjadi pergeseran paradigma pendidikan yang secara sederhana membawa konsekuensi pada fokus pendidikan. Perubahan tersebut dapat dilihat pada fokus pendidikan yang tidak hanya pengetahuan semata, akan tetapi sikap keilmuan dan kemampuan daya kritis, logis, inventif, dan inovatif. Pendidikan kewarganegaraan selanjutnya disingkat PKn memiliki tujuan membentuk peserta didik untuk berpikir kritis, analistis, bersikap dan bertindak demokratis sesuai dengan Pancasila dan UUD NRI 1945. Kemampuan tersebut, secara lazimnya dikenal dengan istilah civic skills atau keterampilan kewarganegaraan. Salah satu metoe pembelajaran yang memiliki tujuan untuk aktif berpartisipasi dan berpikir kritis adalah metode Seminar Socrates. Tujuan dari penulisan ini memuat dua penjelasan penting terkait konsep Seminar Socrates dalam pendidikan kewarganeagraan dan bagaimana pengembangan civic skills dengan menggunakan metode Seminar Socrates. 

Keywords
Seminar Socrates, civic skills, pendidikan kewarganegaraan
  1. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional di Abad 21. Jakarta: BSNP
  2. Branson. 1999. (Terjemahan Syaripudin, dkk). Belajar “Civic Education” dari Amerika. Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS)
  3. Cholisin. Disampaikan dalam Diskusi Terbatas Jurusan PKn dan Hukum FISE, Universitas Negero Yogyakarta, 25 September 2010
  4. Conklin, H. G. 2007. Method and The Midle. Research n Midlle Level Education. Vol. 31 No.4. PP. 1-16
  5. Gafur, Abdul. 2012. Desain Pembelajaran: Konsep, Metode, dan Aplikasinya dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak
  6. Koellner-Clark, K, Stalling, dan Hoover 2002. Seminar Socratic for Mathematics. Mathmatic Teacher. Vol. 95 No.9. PP. 682-687
  7. Luther, J. 2006. I-Searching in Context: Thinking Critically about the Research Unit. English Journal. Vol. 95 No. 4, PP. 68-74
  8. Murdiono, Mukhamad. 2012. Strategi Pembelajaran Kewarganegaraan. Yogyakarta: Ombak
  9. Paraskevas, A. & Wickens, E. 2007. Andragogy and the Socratic Method. Journal of Hospitality, Leisure, Sport & Tourism Education. Vol. 2 No. 2, PP. 4-4
  10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
  11. Picciano, A. G. 2009. Blending with Purpose: The Multimodal Metode. Journal of the Research Center for Educational Technology. Vol. 5 No. 1. PP. 4-14
  12. Redhana, I Wayan. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran Seminar Socrates terhadap Hasil Belajar Siswa. Cakrawala Pendidikan. XXXIII (1)
  13. Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
  14. Tucker, J.P & Neely, P. W. 2010. Using Web Conferencing and the Socratic Method to Facilitate Distance Learning. International Journal of Instructional Technology and Distance Learning. Vol. 7 No.6, PP. 15-22
  15. Ultanir, Y. D & Ultamir, E. 2010. Exploring the Curriculum Dimensions of Theories Based Adult Education, a Sample Course of Southeast Anatolian Region. International Journal of Instruction. Vol. 3 No. 2, PP. 3-24
  16. Winarno. 2014. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara

Full Text:
Article Info
Submitted: 2017-06-08
Published: 2017-07-29
Section: Artikel
Article Statistics: